RINGKASAN PRAKARYA BAB IV SEMESTER 2
BAB IV
PRAKARYA SEMESTER 2
Pengolahan Bahan Pangan Setengah Jadi dari
Serealia, Kacang-Kacangan, dan Umbi Menjadi Makanan Khas Wilayah Setempat
Berbagai olahan pangan, yaitu kue-kue, mie,
dan keripik merupakan hasil olahan dari bahan dasar setengah jadi. Kreativitas
penduduk Indonesia dala mengolah berbagai olahan bahan pangan setengah jadi
dari serealia dan umbi patut kita syukuri sebagai anugerah dari Tuhan.
Kemampuan berkreasi yang kita miliki dapat membantu dalam mencari nafkah untuk
mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga. Indonesia dikenal sebagai salah satu
pusat jajanan dunia dengan berbegaai macam bentuk, rasa, dan teknik pengolahan
serta memiliki keunikan karakteristik olahan masing-masing. Hal ini tentu perlu
dipertahankan dan makin ditingkatkan kreativitas dalam mengolah hasil pangan,
baik dari bahan dasar setengah jadi maupun bahan bakunya sendiri.
A. Pengertian
→
Pengolahan bahan pangan adalah
suatu kegiatan mengubah bahan mentah menjadi bahan makanan siap dikonsumsi atau
menjadi bahan setengah jadi dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan
memperpanjang masa simpan bahan pangan.
→
Serealia adalah jenis tumbuhan
golongan tanaman padi-padian atau rumput-rumputan (Gramineae) yang dibudidayakan untuk menghasilkan bulir-bulir berisi
biji-bijian sebagai sumber karbohidrat/pati.
→
Umbi adalah organ tumbuhan yang
mengalami perubahan ukuran dan bentuk (pembengkakan) sebagai akibat perubahan
fungsinya. Organ yang membentuk umbi terutama batang, akar, atau modifikasinya.
→
Olahan bahan pangan setengah jadi
sering disebut juga sebagai produk pangan primer’ adalah mengolah bahan baku
pangan dengan proses pengawetan, baik pengawetan secara kimia, fisika ataupun
mikrobiologi, menjadi aneka ragam olahan pangan setengah jadi, yang selanjutnya
digunakan sebagai bahan baku pangan. Bahan pangan setengah jadi memiliki nilai
ekonomi lebih tinggi, karena dapat memiliki umur simpan yang lebih panjang dan
dapat diolah secara cepat sesuai kebutuhan.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pengolahan bahan pangan
setengah jadi dari serealia dan umbi menjadi makanan khas daerah setempat
adalah mengolah produk pangan primer, baik yang diproduksi oleh rumah tangga,
industri kecil, ataupun industri pengolahan pangan dengan teknologi tinggi
menjadi makanan dengan karakteristik budaya setempat.
B. Jenis
Berikut
ini akan diuraikan jenis makanan khas Indonesia yang dihasilkan dari penggunaan
bahan baku olahan bahan pangan setengah jadi dari serealia dan umbi dengan
bentuk potongan pipih tebal atau tipis, butiran besar, dan butiran halus.
1. Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk
pipih tebal atau tipis
Produk
pangan setengah jadi bentuk pipih tebal atau tipis dari serealia antara lain
kerupuk gendar, rengginang, emping jagung, kerupuk bawang, bihun, dan mie.
Produk pangan setengah jadi bentuk pipih tebal atau tipis dari umbi antara lain
kerupuk tette, keripik singkong, sawut/gaplek ubi jalar, gaplek ubi kayu, dan
kentang beku. Produk pangan setengah jadi dari serealia dan umbi dengan bentuk
pipih tebal/tipis seperti kerupuk, keripik, dan kentang beku biasanya jika
diolah menjadi makanan khas Indonesia digunakan teknik menggoreng dengan
menggunakan minyak.
Namun untuk bentuk sawut/gaplek ubi jalar
maupun ubi kayu/singkong, diolah dengan berbagai teknik, bisa dikukus, direbus,
maupun digoreng. Berikut ini gambar dari olahan pangan setengah jadi bentuk
pipih tebal atau tipis dari serealia dan umbi
2. Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk
butiran besar
Produk
pangan setengah jadi dengan bentuk butiran besar dari bahan serealia adalah
beras/beras instan, beras jagung, jagung pipil kering dan beku, aneka butiran
oat, aneka pasta, beras/biji sorgum. Adapun, produk pangan setengah jadi dengan
bentuk butiran besar dari bahan kacang-kacangan adalah kacang hijau, kacang
tanah, dan kacang kedelai.
Sedangkan,
produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran besar dari umbi adalah tiwul
instan dan beras singkong. Produk pangan setengah jadi serealia, dan umbi
dengan bentuk beras, beras instan, beras jagung, aneka pasta, aneka butiran
oat, beras/biji sorgum biasanya jika diolah menjadi makanan khas Indonesia
dengan teknik dikukus atau direbus, namun untuk bentuk jagung pipil kering
diolah dengan berbagai teknik dipanaskan maka biji jagung pipil akan meletus
kalau dipanaskan karena mengembangnya uap air dalam biji.
Adapun,
jagung pipil beku dapat diolah menjadi berbagai makanan khas Indonesia seperti
sup, gorengan, tumisan, kue dan lain-lain dengan menggunakan berbagai teknik
bisa direbus, maupun digoreng. Sedangkan, produk pangan setengah jadi dari
bahan kacang-kacangan dengan bentuk biji atau butiran seperti kacang hijau,
kacang kedelai, kacang tanah biasanya diolah dengan teknik direbus, digoreng
atau dipanaskan dengan oven.
Berikut ini gambar dari olahan pangan setengah
jadi dengan bentuk butiran besar dari serealia, kacang-kacangan, dan umbi.
3. Olahan pangan setengah jadi dengan bentuk
butiran halus
Produk
pangan setengah jadi dengan bentuk butiran halus dari serealia yaitu tepung
beras, tepung jagung/maizena, tepung terigu, dan tepung sorgum. Sedangkan,
produk pangan setengah jadi dengan bentuk butiran halus dari umbi yaitu tepung
ubi jalar, tepung tapioka, tepung talas, dan tepung kentang. Produk pangan
setengah jadi serealia, kacang-kacangan, dan umbi dengan aneka ragam jenis
tepung biasanya jika diolah menjadi makanan khas Indonesia dapat dengan aneka
ragam teknik.
Adapun,
aneka ragam tepung dari bahan serealia, kacang-kacangan, dan umbi dapat diolah
menjadi berbagai produk makanan khas Indonesia seperti;
jenang (Jawa), aneka ragam kue (seperti kue
Adee singkong (Meureudu), bolu, lepet (Jawa), donat (Jakarta), brownies
(Bandung), dan lain-lain), bakpia (Jawa), es krim, mie, roti, maupun keripik.
Berikut ini gambar dari olahan pangan setengah
jadi serealia, kacang-kacangan, dan umbi dengan bentuk butiran halus.
Makanan
dibutuhkan manusia untuk kelangsungan hidupnya. Makanan yang masuk ke dalam tubuh
selain untuk menjaga kesehatan, digunakan untuk proses pertumbuhan, mengganti
sel-sel yang rusak, dan persediaan energi, agar proses-proses biokimiawi dalam
tubuh tetap berjalan sebagaimana mestinya. Hal ini menunjukkan bahwa manusia
memerlukan zat gizi dari makanan dalam jumlah tertentu untuk kelangsungan
hidupnya.
Kebutuhan kalori setiap orang berbeda
tergantung usia, jenis kelamin, dan aktivitas yang dilakukan. Misalnya, untuk
orang dewasa yang berprofesi sebagai atlit tentu memiliki kebutuan kalori yang
berbeda dengan anak usia 15 tahun.
Ketika membeli makanan kemasan, pastikan untuk
melihat kandungan nutrisi dari makanan tersebut sehingga dapat melihat jumlah
kalori per sajian/ kemasan. Biasanya kandungan nutrisi terdapat pada bagian
belakang kemasan. Kata gizi berasal dari bahasa Arab “ghidza” yang artinya
makanan. Oleh karena itu, kita harus dapat membedakan pengertian antara bahan
makanan dan zat makanan/zat gizi/nutrisi. Zat makanan adalah satuan nutrisi
yang menyusun bahan makanan tersebut. Bahan makanan disebut juga komoditas
pangan dalam perdagangan, yaitu bahan-bahan makanan yang dibeli, dimasak, dan
disusun menjadi hidangan.
Ada
enam macam zat gizi yang diperlukan manusia untuk memenuhi kebutuhan tubuh
supaya dapat tumbuh dengan baik dan sehat, yaitu karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral, dan air. Zat-zat gizi yang dianjurkan menjadi dasar pola
makan gizi seimbang. Berdasarkan kegunaannya bagi tubuh zat gizi dapat
dikelompokkan menjadi tiga kelompok sebagai berikut.
a. Kelompok zat gizi penghasil tenaga
(karbohidrat).
Bahan
makanan yang mengandung karbohidrat antara lain dapat diperoleh dari beras,
jagung, gandum, roti, mie, makaroni, bihun, kentang, singkong, ubi, talas,
umbi-umbian, tepung-tepungan, gula, dan minyak.
b. Kelompok zat gizi pembangun sel (protein).
Protein
dapat diperoleh dari daging, ayam, kelinci, telur, ikan, udang, susu, serta
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tahu dan tempe.
c. Kelompok zat gizi pengatur dalam jumlah
yang sesuai dengan kebutuhan tubuh
Zat pengatur banyak terdapat dalam
sayur-sayuran yang berwarna kuning, jingga, dan merah, serta buah-buahan.
C. Teknik Pengolahan
Adapun
teknik dasar pengolahan bahan pangan/makanan dibedakan menjadi dua yaitu teknik
pengolahan makanan panas basah (moist heat) dan teknik pengolahan panas kering
(dry heat cooking).
1. Teknik Pengolahan makanan Panas Basah
(Moist Heat)
Teknik
pengolahan makanan panas basah (moist heat) adalah mengolah bahan makanan
dengan menggunakan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Bahan dasar cairan
yang digunakan bervariasi seperti air, kaldu, santan, susu atau bahan lainnya.
Suhu cairan pada teknik pengolahan makanan panas basah tidak pernah lebih dari
suhu didih. Teknik ini mencakup merebus (boiling), merebus cairan menutup bahan
pangan (poaching), merebus dengan sedikit cairan (braising), menyetup/menggulai
(stewing), mendidih (simmering), mengukus (steaming), dan mengetim.
a. Teknik merebus (Boiling)
Teknik
merebus (boiling) adalah mengolah bahan makanan dalam cairan yang sudah
mendidih. Cairan yang digunakan berupa air, kaldu, dan susu. Caranya bahan
makanan dimasukkan ke dalam cairan yang masih dingin atau dalam air yang telah
panas.
b. Teknik Poaching
Teknik
poacing ialah cara memasak bahan makanan dalam bahan cair sebatas menutupi
bahan makanan yang direbus dengan api kecil di bawah titik didih (92-96 °C).
Bahan makanan yang dipoach ini adalah bahan makanan yang lunak atau lembut dan
tidak memerlukan waktu lama dalam memasaknya seperti telur, ikan, dan
buah–buahan. Cairan bisa berupa kaldu, air yang diberi asam, cuka, dan susu.
c. Teknik Braising
Teknik
braising adalah teknik merebus bahan makanan dengan sedikit cairan (kira-kira
setengah dari bahan yang akan direbus) dalam panci tertutup dengan api
dikecilkan secara perlahan-lahan. Jenis bahan makanan yang diolah dengan teknik
ini biasanya daging dan sayuran. Efek dari braising ini sama dengan menyetup,
yaitu untuk menghasilkan daging yang lebih lunak dan aroma yang keluar menyatu
dengan cairannya.
d. Teknik Stewing
Stewing
(menggulai/menyetup) adalah mengolah bahan makanan yang terlebih dahulu ditumis
bumbunya, dan direbus dengan cairan yang berbumbu dan cairan yang tidak terlalu
banyak dengan api sedang. Maksud dari dimasak dengan api sedang dan dalam waktu
yang lama agar aroma dari bahan masakan daging keluar dengan sempurna. Bahan
masakannya biasanya daging, ayam, dan ikan. Pengolahan dengan teknik ini harus
sering diaduk secara hati-hati agar tidak mudah hancur. Pada proses stewing,
cairan yang dipakai yaitu air, susu santan, dan kaldu. Contoh makanan yang
menggunakan teknik ini antara lain, opor ayam, gulai kambing, dan gulai ikan.
e. Teknik mengukus (Steaming)
Teknik
mengukus (steaming) adalah memasak bahan makanan dengan uap air mendidih.
Sebelum mengukus bahan makanan alat pengukus yang sudah berisi air harus
dipanaskan terlebih dahulu hingga mendidih dan mengeluarkan uap, kemudian
masukkan bahan makanan pada steamer atau pengukus. Uap air panas akan mengalir
ke sekeliling bahan makanan yang sedang dikukus. Efek dari teknik ini ialah
menjadikan makanan lebih lunak dan lembut. Nilai gizi bahan makanan tidak
banyak yang hilang karena tidak bersentuhan langsung dengan air. Makanan yang
diolah dengan cara ini yaitu puding, bolu, sayuran, ikan atau ayam.
f. Teknik Simmering
Teknik
simmering ini adalah teknik memasak bahan makanan dengan saus atau bahan cair
lainnya yang dididihkan dahulu baru api dikecilkan di bawah titik didih dan
direbus lama, di mana di permukaannya muncul gelembung–gelembung kecil. Teknik
ini biasanya digunakan untuk membuat kaldu yang mengeluarkan ekstrak dari
daging yang direbus.
g. Teknik mengetim
Teknik
mengetim adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan dua buah panci yang
berbeda ukuran di mana salah satu panci lebih kecil. Cara ini memang memerlukan
waktu yang lama, seperti nasi tim dan cokelat.
2. Teknik Pengolahan makanan Panas Kering (Dry
Heat Cooking)
Teknik
pengolahan panas kering (dry heat cooking) adalah mengolah makanan tanpa
bantuan bahan dasar cairan untuk mematangkannya. Teknik ini sama sekali tidak
menggunakan air dalam proses pematangannya, tetapi menggunakan minyak (minyak
zaitun, minyak kanola) sehingga suhunya bisa mencapai 180°C. Teknik ini
meliputi menggoreng dengan minyak banyak (deep frying), menggoreng dengan minyak
sedikit (shallow frying), menumis (sauteing), memanggang (baking), membakar
(grilling), dan roasting.
a. Menggoreng dengan minyak banyak (Deep
frying)
Deep
frying adalah memasak bahan makanan dengan menggunakan minyak/lemak yang banyak
hingga bahan makanan benar–benar terendam sehingga memperoleh hasil yang kering
(crispy). Teknik ini dapat digunakan untuk berbagai bahan makanan termasuk
daging dan unggas, ikan, sayur–sayuran, dan buah. Bahan makanan yang dalam
keadaan beku dapat langsung dimasak dengan metode ini.
Pada
metode kering ini, karena dipanaskan dalam suhu tinggi, akan terjadi perubahan
tekstur, warna, dan rasanya. Pada proses pengolahan dengan metode deep frying
ini beberapa kandungan gizi akan rusak, tetapi kandungan energinya akan tinggi
karena mengandung lemak. Proses deep frying juga biasanya lebih sedikit
kehilangan kandungan vitamin yang larut dalam air karena dalam proses ini tidak
terdapat air yang melarutkan. Sebagai contoh, keripik kentang lebih banyak
mengandung vitamin C dibandingkan kentang rebus.
b. Menggoreng dengan minyak sedikit (Shallow
frying)
Shallow
frying adalah mengolah bahan makanan atau proses menggoreng yang dilakukan
dengan cepat dalam minyak goreng yang sedikit pada wajan datar. Dalam shallow
frying bahan makanan biasanya hanya satu kali dibalik. Bahan makanan yang
diolah pada shallow frying antara lain fillet ikan, unggas yang lunak dan
dipotong tipis, telur mata sapi, dan telur dadar.
Pada
shallow frying panas didapatkan dari pemanasan minyak atau lemak. Dengan teknik
ini bahan makanan tidak akan menjadi terlalu matang, kandungan asam amino yang
terdapat pada bahan makanan tetap, protein sedikit menyusut, dan kehilangan
beberapa jenis vitamin B.
c. Menumis (Sauteing)
Teknik
menumis (sauteing) adalah teknik memasak dengan menggunakan sedikit minyak
olahan dan bahan makanan yang telah dipotong kecil atau diiris tipis yang
dikerjakan dalam waktu sebentar dan cepat, diaduk-aduk, serta ditambah sedikit
cairan sehingga sedikit berkuah/basah. Cairan yang biasa ditambahkan adalah
saus, cream, dan sejenisnya. Cairan ini dimasukkan pada saat terakhir proses
pemasakan.
Sebelum
menumis hendaknya potongan/irisan bahan makanan dipersiapkan terlebih dahulu.
Panaskan wajan terlebih dahulu, kemudian tuangkan minyak goreng sedikit dan
panaskan. Gunakan wajan yang besar agar potongan bahan makanan saat dimasukkan
tidak sesak sehingga memudahkan saat melakukan tumis dan dapat matang secara
merata. Agar lebih sehat, hindari penggunaan lemak jenuh. Gunakan minyak zaitun
atau minyak kanola yang mengandung minyak sehat dan membantu menurunkan kadar
kolesterol berbahaya. Selain itu, saus digunakan untuk memasak bahan makanan
yang mudah lunak dan sayuran yang masih muda.
d. Memanggang (Baking)
Memanggang
(baking) adalah pengolahan bahan makanan di dalam oven dengan panas dari segala
arah tanpa menggunakan minyak atau air. Baking memiliki beberapa metode,
sebagai berikut.
1. Memanggang kering
Ketika
memanggang dengan oven, bahan makanan akan mengeluarkan uap air. Uap air ini
akan membantu proses pemasakan bahan makanan. Teknik ini biasanya digunakan
untuk produk pastry dan roti, selain itu pula digunakan untuk memasak daging,
dan ikan.
2. Memanggang dalam oven menambah kelembaban
Ketika
memanggang bahan makanan, masukkan wadah berisi air yang akan mengeluarkan uap
air yang masuk ke dalam oven, menyebabkan kandungan air dalam bahan makanan
bertambah dan akan menambah kualitas makanan. Penerapan teknik dasar baking
dapat dilakukan pada berbagai bahan makanan, di antaranya kentang, roti, sponge,
cake, biskuit, ikan, dan sayuran.
3. Memanggang dalam oven dengan menggunakan 2
wadah
Wadah
pertama berisi bahan makanan, dan wadah kedua diberi air. Wadah pertama dimasukkan
ke dalam wadah kedua sehingga panas yang sampai ke bahan makanan lebih lambat. Dengan
demikian, tidak akan mengakibatkan panas yang berlebih dan dapat mengurangi kemungkinan
makanan terlalu matang. Contoh: puding karamel, hot pudding franfrurt.
e. Membakar (Grilling)
Grilling
adalah teknik mengolah makanan di atas lempengan besi panas (gridle) atau di
atas pan dadar (teflon) yang diletakkan di atas perapian langsung. Suhu yang
dibutuhkan untuk grill sekitar 292°C. Grill juga dapat dilakukan di atas bara
langsung dengan jeruji panggang atau alat bantu lainnya. Dalam teknik ini,
perlu diberikan sedikit minyak baik pada makanan yang akan diolah maupun pada
alat yang digunakan. Jeruji ini berfungsi sebagai penahan bahan makanan yang
sedang dimasak/dipanggang. Selain itu, fungsi lainnya juga untuk membuat bagian
yang matang dan gosong berbentuk jeruji pula. Kegosongan inilah yang menjadi
ciri khas dan yang menunjukkan bahwa makanan tersebut adalah di-grilled.
D. Tahapan Pengolahan dan contohnya
Untuk
mengingatkan kembali tahapan pembuatan pengolahan yang telah kita pelajari di
semester 1, berikut disajikan bagan alur/tahapan pengolahan.
E. Penyajian dan Pengemasan
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan penampilan olahan pangan sebagai
berikut.
1. Kombinasi Warna
Dalam
tata saji, warna merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Padu-padan
warna yang indah merupakan salah satu faktor yang menjadi nilai jual suatu
hidangan. Kombinasi warna yang buruk dapat merusak selera makan secara
keseluruhan.
2. Bentuk, Tekstur, dan Kekentalan
Bentuk
suatu hidangan dapat diciptakan dari pemotongan bahan pangan. Bahan pangan
dapat dipotong dadu, memanjang, dirajang secara kasar atau halus, dibentuk
lonjong, bunga atau bintang. Adapun yang dimaksud dengan kekentalan adalah
dalam satu paket menu hendaknya memperhatikan kombinasi tingkat kekentalan
hidangan yang berbeda. Misalnya, jangan semua serba berkuah atau serba kering.
3. Rasa dan Suhu
Dalam
penyajian satu menu hendaknya kita juga perlu mengombinasikan rasa-rasa dasar
seperti, rasa asin, rasa manis, rasa pedas, rasa gurih, rasa pahit, dan rasa
asam, maupun rasa yang sangat berbumbu. Suhu dari olahan pangan yang
dihidangkan juga perlu diperhatikan. Misalnya, soto atau sop sebaiknya
dihidangkan panas-panas, sedangkan makanan penutup seperti es krim atau puding
hendaknya dihidangkan dingin.
4. Alat Saji Makanan
Alat
saji khas Indonesia sangatlah banyak. Hal ini sudah kamu pelajari di semester
1. Ada alat saji tradisional dan modern. Alat saji tradisional misalnya dengan
wadah rotan dengan dialasi daun pisang. Alat saji modern dapat berupa piring
khusus untuk menu hidangan utama, sup, maupun piring kecil untuk makanan
penutup yang dilengkapi sendok dan garpu yang sesuai.
5. Hiasan/Garnis
Hiasan
atau garnis merupakan penunjang penampilan pada olahan pangan yang dihidangkan.
Hiasan ini dapat memberikan aksen warna yang mengugah selera, bentuk yang bermacam-macam maupun tata saji yang menarik.
6. Penyajian
Dalam
menyajikan suatu hidangan pada piring hendaknya memperhatikan semua hal yang
perlu ditampilkan seperti yang disebutkan di atas yaitu kombinasi warna,
bentuk, tekstur dan kekentalan, rasa dan suhu serta penggunaan alat saji. Tidak
lupa faktor yang sangat penting diperhatikan adalah kebersihan atau higienisnya
suatu hidangan.
Terlalu panjang bossss.. Kusut otak ku🤯😵
BalasHapusWkwkwk
HapusParah lu padahal udh di bikinin juga
HapusBagus
BalasHapusMending ngerangkum sendiri 🥴
BalasHapuswkwkkwk
HapusMeledak otaku🤯😖
BalasHapusOtak gua juga hampir meledak
HapusOtak gua juga hampir meledak
HapusOtak gua juga hampir meledak
HapusOtak saya juga sama mau meledak 😭😭👍
HapusBu banyak amat
BalasHapusTerlalu banyak
HapusIni mah udah di rangkum, trus ngerangkum lagi di buku:')
BalasHapusIni yang lebih singkat lagi gimana? Uhhhh.... bab nya melelahkan🙃
BalasHapusBuset panjang bener:v
BalasHapusPanjang amat ya, ini ma namanya bukan rangkuman tapi menulis lagi 🤦🤦🤦
BalasHapusBuset panjang amat:v
BalasHapusi mah n yang harus di ranm
BalasHapusNjirrr panjang bangetttt dong
BalasHapusMakasih bu sesuai dengan keinginan saya🥰
BalasHapusPOV:Kesini gara2 tugas sekolah
BalasHapusheart:banyanya 👁️👄👁️
Iya gara gara tugas sekolah
HapusWeh panjang bener dah
BalasHapusCape gw njirrr, untung pake bot nulis di Telegram :v
BalasHapusNjir panjang banget boss
BalasHapusIni mah bukan rangkuman tapi ditulis semua
BalasHapusIya bjir
HapusBanyak banget
BalasHapusjangan banyak mengeluh
Hapusiya tah
BalasHapusgpp sumpah gpp:)
BalasHapustapi lu mikir lah piiip
Hapusbagusssss.... jebol nih otak... :>
BalasHapusPanjang banget anjr
BalasHapuspanjang bener anjir
BalasHapusPatesan panjang orang sama kaya dilks bukannya dirangkum
BalasHapusseriously???
HapusSlots & Casino Sites - Lucky Club
BalasHapusThe Best Online Casino Sites in the World 카지노사이트luckclub · 1. Ignition Casino, a leading gambling site with a vast range of slots and games, has been around since 1998. · 2. mBit Casino, a
Las Vegas-style slot machines - JtmHub
BalasHapus› Las-Vegas-style-slots-m › Las-Vegas-style-slots-m The most played casinos in the country. The casinos have games from a wide range of 안양 출장마사지 denominations from the few machines 이천 출장샵 on 공주 출장마사지 each side 상주 출장안마 of the 부천 출장안마 board.
Padahal klo kalian mau lebih singkat lagi ini bisa di persingkat lagi dengan sendiri lohh, mageran amat kelen
BalasHapus